Sabtu, 05 Oktober 2013

PENTINGNYA PERILAKU JUJUR DALAM KEHIDUPAN SEHARI – HARI

0

UNIT 3 REVIEW PENTINGNYA PERILAKU JUJUR DALAM KEHIDUPAN SEHARI – HARI Kejujuran bisa jadi telah menjadi barang yang teramat langka di negeri ini. Lihat saja perilaku korupsi dan manipulatif yang ada di mana-mana. Secara teori semua orang mengajarkan untuk hidup jujur, akan tetapi realitanya dalam dunia justru cenderung menolak kejujuran. Ada seorang teman yang justru tersingkir dari jabatannya justru karena ia memilih untuk tetap jujur. Ia tidak mau ikut-ikutan melakukan penggelembungan dana bersama pimpinan dan rekan-rekannya, dan akibatnya ia pun disingkirkan. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa betapa mahalnya harga kejujuran itu. Pada dasarnya kejujuran adalah merupakan nilai yang sangat bermakna bagi kelangsungan hidup di dunia dan akhirat. A. Devinisi Jujur Jujur berarti berkata yang benar yang bersesuaian antara lisan dan apa yang ada dalam hati. Jujur juga secara bahasa dapat berarti perkataan yang sesuai dengan realita dan hakikat sebenarnya. Kebalikan jujur itulah yang disebut dusta. B. Nilai Kejujuran dalam Kehidupan di Keluarga Kejujuran merupakan salah satu bagian yang teramat penting bagi kelangsungan hidup manusia di dalam keluarga. Kejujuran di dalam Kehidupan keluarga sangatlah penting apabila diterapkan oleh masing – masing orang atau sodara yang ada di keluarga tersebut. Dengan demikian kejujuran akan tercipta kehidupan yang harmonis di dalm ruang lingkup keluarga. Penyebab anak berbohong : a) Takut dimarahin atau dihukum karena berbuat salah b) Melihat kebohongan yang ada disekitarnya (Orangtua,guru,keluarga) c) Ancaman hukuman bagi kesalahan sang anak. Berbagai faktor diatas merupakan pemicu utama kebohongan seorang anak. Marilah kita orang tua bersepakat menghapuskan populasi kejahatan didunia ini dengan bersikap yang benar dan jujur. Beberapa hal yang bisa dilakukan orang tua untuk menghentikan kebohongan pada anak sejak dini : a) Menanamkan kesadaran untuk selalu hidup jujur dan menyadari akibat buruk kebohongan. Orang tua yang memahami arti kejujuran dan akibat buruk kebohongan yang tertulis diatas sekalipun dulunya biasa berbohong dan selalu hidup dalam ketidakjujuran akan mempunyai tekad untuk hidup jujur dan membenci adanya kebohongan. Orang tua yang demikian tdak akan pernah kompromi dengan kebohongan yang ada disekitarnya termasuk anaknya sendiri. Sikap tidak kompromi dengan kebohongan tersebut akan membantu mengubahkan kebohongan pada anak. b) Membiasakan sikap jujur sebagai budaya didalam kehidupan keluarga. Anak kecil pintar sekali meniru apa yang dilihat, dan kebohongan dari tingkah laku dan perkataan yang dilakukan orang tua juga akan menanamkan kebohongan dalam mental anak kecil tersebut. Apapun itu bentuk kebohongannya sekalipun dalam hal kecil,itu semua terekam dalam memori sang anak. Janji yang yang tidak ditepati juga menjadi penyebab yang gampang direkam. Jangan pernah menjanjikan sesuatu yang pastinya tidask ditepati. Jika janji tersebut tidak jadi karena faktor lain,katakan maaf dan kasih pengertian kepada si kecil. Jangan juga menceritakan sesuatu yang mengandung kebohongan karena ketika nantinya sang anak melihat kenyataannya dia akan merekamnya. Jangan gengsi meminta maaf jika ada kesalahan kita dimata anak kita. Sikap gentle kita ini akan direkam menjadi suatu kebaikan nantinya bagi dia. c) Kesadaran jujur tidak akan dihukum. Memberi pengertian dan gambaran kepada si kecil tentang kejujuran dan keburukan dari kebohongan. Ajarkan juga si kecil untuk tidak takut mengaku kalau berbuat salah. Kasih pengertian jika dia berbuat salah dan mengaku tidak akan dihukum. Jangan selalu memberikan ancaman untuk suatu kesalahan karena itu menjadi suatu momok yang menakutkan bagi sang anak ketika dia berbuat suatu kesalahan. d) Komunikasi Yang Baik Dengan Sang Anak Orang tua harus sering berkomunikasi dengan baik dan terbuka kepada sang anak. Keterbukaan dimulai dariorang tua bisa menceritakan apa yang dia lakukan ketika dia pergi/ kerja meninggalkan sang anak. Hal ini akan membuat sang anak juga akan menceritakan apa yang terjadi pada dirinya selama dia tidak bersama dengan kita. Tunjukkan sikap yang menyimak dengan baik apa yang diceritakannya, jangan anggap remeh setiap ceritanya. Dan juga berikan apresiasi atas cerita dan kejujuran sang anak tersebut. Jangan lupa memberikan apresiasi yang baik dari orang tua atas kejujuran sang anak dibanding hukuman atas kesalahan yang dibuat. Contoh Kasus Seorang ayah yang selalu berusaha jujur dalam hidupnya, terutama kepada anak-anaknya yang masih kecil. Suatu ketika sang ayah yang menjanjikan kepada sang anak yang meminta baju baru akan tetapi sang ayah hanya menjawab “ia nak besok kalau kenaikan kelas ya nak” tetapi sang ayah sampai kenaikan kelas tiba dan berakhir tidak kunjung di berikan juga. Sang anak menjadi kurang percaya terhadap ayahnya sehingga sering melakukan hal – hal yang tidak jujur. “Jangan pernah sekali pun berjanji kepada anak namun tidak menepatinya. Seringkali sebagai orang tua, kita mengumbar janji agar anak tidak merengek. Ini kebiasaan yang tidak baik. Anak-anak tidak akan selalu ingat apa yang kita katakan namun mereka hampir tidak pernah gagal meniru kita,” Contoh gambar kejujuran dalam keluarga

C. Nilai Kejujuran Dalam Kehidupan di Sekolah Etika adalah prinsip-prinsip yang menentukan tingkah laku seseorang serta mengarahkannya dalam mengambil keputusan. Etika menjadikan seseorang mampu membedakan antara mana yang benar dan mana yang salah. Dengan etika, seseorang akan menjadi insan yang memiliki keluhuran budi pekerti. Di dalam etika ini terkandung unsur kejujuran, kehormatan, tanggung jawab, keadilan, kepedulian dan citizenship (berperan aktif dalam mengembangkan komunitas sekitar). Pribadi Jujur Menjadi pribadi yang tidak jujur tentu berisiko namun terkadang menjadi pribadi yang jujur justru mengandung risiko yang jauh lebih besar. Mulai dari dianggap sok idealis, tidak disukai, ditolak dalam lingkungan pergaulan dan lingkungan pekerjaan hingga disingkirkan, baik secara halus atau secara kasar. Namun dalam jangka panjang bersikap jujur tentu lebih baik daripada tidak jujur. Menjadi pribadi yang jujur tidak hanya berarti berani berbicara apa adanya (terus terang), tanpa kebohongan atau bersikap manipulatif. Karakteristik pribadi jujur, meliputi : 1. Menepati janji yang telah dibuat. 2. Melaksanakan komitmen hingga tuntas. 3. Setia dalam hal-hal kecil yang dipercayakan kepada kita. 4. Mengatakan apa yang dilakukan dan melakukan apa yang dikatakan. 5. Berani mengakui kelemahan dan kesalahan serta meminta maaf. Contoh Kasus Ketika siswa dalam mengikuti dan mengerjakan ujian nasional siswa menyontek dalam pengisian jawabannya. Mungkin siswa melakukan hal tersebut karena merasa tidak yakin dengan jawabannya/tidak percaya diri tehadap potensi yang dimiliki. Selain itu mungkin karena siswa pada malam sebelum dilaksanakan ujian nasional siswa cenderung malas dan enggan untuk belajar. Sehingga timbul dari dalam diri siswa untuk melakukan perbuatan mencontek tersebut. Namun pada ujian yang berikutnya ketika siswa tersebut mencontek kebetulan ia ketahuan oleh pengawas sehingga siswa tersebut mendapat sebuah sanksi yang membuat dia jera yang pada akhirnya membuat siswa tersebut menyadari bahwa mencontek tersebut merupakan suatu perbuatan yang tidak terpuji dan merupakan perbuatan yang merugikan diri sendiri dan orang lain. Contoh gambar kejujuran dalam sekolah
D. Nilai Kejujuran di dalam Kehidupan Bermasyarakat Berdasarkan riset Thomas J. Stanley, Ph.D kepada 1.001 responden (733 di antaranya adalah milyuner dengan kekayaan di atas USD 1 juta), yang dituangkan dalam bukunya The Millionaire Mind, terungkap bahwa bersifat jujur kepada semua orang dan memiliki hasrat untuk menjadi figur yang dihormati adalah faktor penting yang menunjang kesuksesan. James P. Kouzes dan Barry Posner melaporkan dalam buku The Leadership Challfenge bahwa para masyarakat mengharapkan empat hal dari pemimpin mereka: kejujuran, kompetensi, visi dan inspirasi. Ingatlah selalu bahwa para masyarakat tidak mengharapkan seorang pemimpin yang sempurna dalam segala hal namun mereka mengharapkan pemimpin yang jujur. Dusta merupakan tanda dari kemunafikan sebagaimana yang disebutkan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda, “Tanda-tanda orang munafik ada tiga perkara, yaitu apabila berbicara dia dusta, apabila berjanji dia mungkiri dan apabila diberi amanah dia mengkhianati.”(HR. Bukhari, Kitab-Iman: 32) Contoh Kasus Suatu ketika datang kepada Nabi seorang yang ingin masuk Islam, tapi dia tidak bisa meninggalkan perbuatan-perbuatan tidak terpujinya sehingga dia minta keringanan kepada nabi, kemudian nabi hanya mengajukan satu syarat yaitu jangan sampai berbohong. Ternyata syarat yang kelihatannya ringan itu amatlah berat untuk dilakukan, sehingga karena syarat itulah orang tersebut selalu berpikir seribu kali untuk melakukan maksiat karena ada ketakutan dalam dirinya akan ditanya nabi apa yang sudah ia lakukan sementara dia tidak boleh berbohong kepada nabi. Banyak dari kita memang untuk menutupi kesalahan atau ego yang cukup tinggi harus berbohong dengan berbagai alasan agar kita tidak terlihat bersalah dan tidak dipandang remeh. Padahal dengan memulai berbohong itu kita akan melakukan kebohongan-kebohongan selanjutnya. Contoh gambar kejujuran dalam bermasyarakat
Yang perlu masyarakat ketahui terkait dengan kejujuran a) Ketika kita jujur, kita menjadi orang yang bisa dipercaya. Inilah yang akan membentuk nama baik atau reputasi. Nama baik akan menjadi modal yang sangat berharga bagi perjalanan dan keberhasilan hidup. b) Ketika kita jujur, kita bisa menjadi teladan bagi orang-orang di sekitar kita, terutama keluarga kita. Ini merupakan sebuah warisan yang jauh lebih berharga daripada uang atau materi. c) Ketika kita jujur, kita menjadi sahabat terbaik bagi diri kita sendiri. Sebab seringkali ketidakjujuran membuat kita sulit berdamai dengan diri kita sendiri. E. ciri-ciri orang yang jujur : 1.Tidak bersikap pura-pura 2. Berkata apa adanya 3. Tidak berkata bohong 4. Tidak menipu diri sendiri maupun orang lain 5. Mau mengakui kelebihan dan kekurangan orang lain 6. Dapat mengemban kepercayaan atau amanah dari orang lain 7. Dapat mengemban kepercayaan dari orang tua dan keluarga 8. Tidak membohongi diri sendiri dan orang lain 9. Tidak mengambil hak milik orang lain 10. Tidak merugikan orang lain F. Ciri-Ciri orang yang tidak jujur : 1. Apabila berkata maka dia akan berkata bohong / dusta. 2. Jika membuat suatu janji atau kesepakatan dia akan mengingkari janjinya. 3. Bila diberi kepercayaan / amanat maka dia akan mengkhianatinya. G. Kesimpulan : Kejujuran menjadi barang yang teramat langka di negeri ini. Lihat saja perilaku korup dan manipulatif yang ada di mana-mana. Secara teori semua orang mengajarkan untuk hidup jujur, akan tetapi realitanya dalam dunia justru cenderung menolak kejujuran. Ada seorang teman yang justru tersingkir dari jabatannya justru karena ia memilih untuk tetap jujur. Ia tidak mau ikut-ikutan melakukan penggelembungan dana bersama pimpinan dan rekan-rekannya, dan akibatnya ia pun disingkirkan. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa betapa mahalnya harga kejujuran itu. Pada dasarnya kejujuran adalah merupakan nilai yang sangat bermakna bagi kelangsungan hidup di dunia dan akhirat. Kejujuran merupakan dasar dari perilaku manusia yang harus selalu di implementasikan di dalam kehidupan sehari – hari. Dengan adanya perbuatan yang jujur apa adanya terkait dengan perilaku ataupun perbuatan yang di lakukan maka akan ada dampak positif dan negatifnya sendiri. Akan tetapi yang perlu di garis bawahi bahwa nilai kejujuran itu sangat berpengaruh baik terhadap psikis seseorang yang melakukan kejujuran secara tepat. Mungkin di dunia ini kita bisa mengalami kerugian atau bahkan malah mendapat masalah karena memutuskan untuk berlaku jujur, seringkali dunia memang memperlakukan kita dengan tidak adil, tetapi itu bukanlah masalah karena kelak dalam kehidupan selanjutnya yang abadi semua itu akan diperhitungkan sebagai kebenaran yang berkenan di hadapan Allah. Pada saat ini mungkin kita rugi akibat memutuskan untuk jujur, tetapi kelak pada saatnya kita akan bermegah dan bersyukur karena telah mengambil keputusan yang benar. sumber : http://solomoncell.wordpress.com/2012/04/14/pentingnya-nilai-kejujuran/ NAMA KELOMPOK : 1. ANGGUN RAGIL PRAMESTI (04) 2. ERLIANA UNZILA (09)

Kamis, 03 Oktober 2013

0

JUJUR DAPAT MENCEGAH KORUPSI

0

Membangun Budaya Jujur di Dunia Pendidikan untuk Mencegah Korupsi Apakah masih bisa mambangun kejujuran akademik di negara kita? Jawabanya : bisa kenapa tidak kalau kita mau.......... KEJUJURAN adalah kosakata yang mudah diucapkan, tetapi sulit untuk diaplikasikan. Begitulah ungkapan yang pas untuk menanggapi ulah Guru Besar (profesor) di Bandung yang ketahuan berbuat memalukan alias menjiplak (suara merdeka). Untung saja ya bukan Guru Besar dari Surabaya. Tetapi Bisa saja sih ada, mungkin saja dia lagi beruntung tidak ketahuan.

Lain halnya masalah di atas, sebetulnya masih banyak sih akademisi yang nekat berbuat sedemikian itu. Mulai dari pembuatan makalah, skripsi, tesis, disertasi, dan artikel-artikel ilmiah. Yang lebih hebohnya lagi sebuah instasi pendidikan yang melakukan perbuatan curang dalam UNAS demi mengangkat nama baik sekolah. Contohnya guru membantu dalam mengerjakan yang jawabanya disebarkan kepada siswa-siswanya, supaya nilai dari anak-anaknya baik, sehingga sekolah mendapat predikat sekolah dengan lulus semua. Namun masih sedikit perbuatan itu terkuak lho... oleh media dan tertutup rapat di balik tembok tebal kebohongan. Ya... semoga kita bukan termasuk ya... Amin. Terus melihat hat tersebut, sempat saya berfikir mau dibawah kemana negara kita ini nantinya? Khususnya generasi penerus bangsa. Sebab drama kebohongan ternyata tak hanya nyaring di dunia politik saja, tetapi juga di alam akademik, sungguh disayangkan bukan. Betapa kejujuran ibarat barang mewah nan mahal. Praktis, tak semua orang, termasuk kaum intelektual, sanggup menjalankan. Gejala apakah itu? Yang jelas bukan kabar gembira, melainkan tanda kemerosotan moral bangsa kita makin nyata dan saya rasa sudah lengkap kebohongan yang melanda bangsa ini. Lantas, sudah hilangkah bibit kejujuran bangsa ini? Dan bisakah kalian memperbaiki moral negara kita ini? Tentu pertanyaan itu tak mudah dijawab. Tetapi sebagai seorang guru, kita harus berani menantang untuk menjawab bahwa kita bisa. Sedikit cerita diatas untuk menggugah hati kita, supaya kita selalu peduli untuk bangsa khusunya bidang akademik. Ok bro and sis... kita sharing bareng-bareng yuk untuk membahas “peran guru dalam membangun kejujuran akademik di negara kita ini.” Kejujuran akademik adalah perilaku benar dalam berkata dan melakukan segala pekerjaan yang berkaitan dengan kegiatan akademisi. Ada tiga urgensi kejujuran akademik, yaitu: 1) aspirasi moral dan agama, 2) menuntut kepuasan dan kenyamanan hati nurani, 3) memelihara sistem kehidupan manusia dan alam semesta. Ketiga landasan ini lah yang menjadi fondasi seseorang untuk berperilaku jujur, khususnya di dalam bidang akademik. Sedangkan Masalah kejujuran akademik adalah masalah kesadaran moral. Oleh karena itu, sanksi utama pelanggaran kejujuran akademik adalah hukuman moral. Namun, akibat pelanggaran kejujuran akademik tersebut telah menyentuh hukum pidana, maka suatu komunitas pendidikan perlu merumuskan suatu indikator pelanggaran kejujuran akademik dan sanksi-sanksinya di dalam sebuah peraturan yang tertulis jelas. Menurut saya membangun kejujuran akademik tidak dapat dilakukan dengan memberikan nasehat saja, melainkan dengan pembiasaan dan latihan-latihan. Contohnya kecilnya dengan mengadakan kantin kejujuran dan tempat penampungan barang temuan.
Perlu diketahui ketidakjujuran akademik dapat dipengaruhi beberapa faktor, diantaranya adalah: 1) Berfikir sempit Dalam pandangan filosofis, ketika pikiran menjadi sempit, maka cakrawala pikirannya akan tertutup untuk mengetahui bahaya yang mungkin diakibatkan perbuatannya sendiri. Sehingga, orang yang memiliki pikiran sempit akan berbuat sesuatu dengan tanpa pertimbangan apapun, kecuali aspek kepentingannya. 2) Budaya cinta dunia yang berlebihan Budaya cinta dunia berlebihan sebagai faktor yang telah dinyatakan Allah SWT. di dalam surah Al-An'am/6: 150. Aplikasinya tidak jarang kita saksikan bahwa faktor material dan kepentingan personal atau kelompok telah menutup pintu kesadaran seseorang dari berbuat jujur. Audubillahmindalliq. 3) Kebiasaan buruk Kebiasaan-kebiasaan buruk masyarakat Indonesia yang dapat mengikis kejujuran akademik, antara lain kebiasaan meremehkan waktu, suka menunda pekerjaan, tidak memiliki rencana atau target kehidupan yang jelas, kebiasaan pesimis terhadap diri sendiri, canggung menerima perbedaan, suka mengeluh, konsumtif, suka meminta dan tidak biasa berfikir kreatif, mau gampangnya saja dan kurang bisa mempelajari kesalahan. Kebiasaan-kebiasaan buruk ini seharusnya menjadi perhatian para pemegang kebijakan pendidikan dalam mengintegrasikan pendidikan karakter ke dalam kurikulum pendidikan nasional dan lingkungan masing-masing sekolah. 4) Stres menghadapi beban studi yang over loud (terlalu banyak) Stress akibat dari muatan beban studi yang melebihi kemampuan peserta didik. Dalam teori psikologi belajar, stress yang menimpa peserta didik akan berdampak pada penurunan daya serap otak, dan ketika kondisi otak sudah lelah karena memenuhi tuntutan tugas studi yang terlalu berat maka peserta didik pun tidak bisa berpikir kreatif, sehingga ia pun tergoda untuk mencari alternatif yang lebih mudah, yaitu melalui praktik plagiasi alias jibplak, ngerpek dan sebagainya. Disamping itu, materi yang over loud juga dapat mengubah fungsi materi pelajaran dari fungsi penuntun perkembangan menjadi fungsi penuntut peserta didik untuk menghafal dan mengerjakan berbagai hal yang telah di program (sebagaimana layaknya sebuah robot). Nah.... Untuk mengatasi masalah ini antara lain dapat kita lakukan dengan mengidentifikasi minat dan bakat kecerdasan peserta didik dan menyusun materi pelajaran sesuai dengan keinginan peserta didik. Content kurikulum tersebut dapat kita tiru dari kurikulum pendidikan di luar negeri dan itu ada loh di negara kita, salah satunya di SEKOLAH KREATIF SD Muhammadiyah 16 Surabaya dengan menerapkan pembelajaran Fun Learning, yaitu pembelajaran yang selalu menyesuaikan minat, bakat, situasi dan kondisi peserta didik dan selalu menggunakan strategi pembelajaran yang menyenangkan, langsung pada lapangan/ nara sumber, mengintergrasikan pendidikan karaktek dan selalu kreatif. 5) Salah menentukan tauladan yang baik Kegagalan seseorang dalam menentukan tauladan yang baik. Dewasa ini, sudah kita merasakan krisis teladan baik bagi bangsa kita ini. Salah satu contoh krisis ini adalah bahwa orang tua, dan pendidik sudah tidak mampu memberikan suri tauladan yang baik bagi anak-anaknya ataupun peserta didiknya. Akibatnya, peserta didik pun mengambil teladan dari public figure yang menarik perhatiannya, sedangkan yang diidolakannya itu belum tentu berperilaku baik. Setelah memaparkan beberapa faktor penyebab pelanggaran kejujuran akademik di atas, maka penulis mencoba memberikan usulan usaha membangun kejujuran akademik yang lebih pasnya strategi membangun kejujuran akademi, yaitu: 1) Pemahaman makna dari kejujuran Proses pembelajaran yang dapat memberikan pemahaman makna kejujuran setidaknya mengandung : a) penyampaian indikator kejujuran dengan jelas, b) mengajak peserta didik untuk menghayati makna kejujuran dan memikirkan mengapa ia harus berperilaku jujur, c) melakukan evaluasi dan refleksi kejujuran akademik. Melalui pembelajaran semacam ini diharapkan peseta didik akan menjadi orang yang selalu berpikir setiap melakukan. Cara kasarnya siswa bukan hanya mendapatkan teori saja, melainkan aplikasinya. 2) Menciptakan situasi yang baik terhadap tumbuhnya sikap jujur Teknik untuk menciptakan situasi yang baik adalah dengan menyediakan sarana pendukung tumbuhnya sikap jujur, seperti; kantin kejujuran, tempat penampung barang temuan, dan memberikan riward kepada setiap orang yang telah beperilaku jujur dalam pengabdiannya. 3) Keteladanan baik Tahu tidak anak mengerti sifat jujur dan berbohong adalah hasil peniruan dari apa yang dia lihat dan ia mengerti. Oleh karena itu, suatu komunitas pengelola pendidikan perlu memberikan pelayanan yang bebas dari kebohongan dan menjunjung tinggi azas kejujuran. Jadi sangat perlu banget orang tua dan seorang pendidik mendampingi dan memberi pengertian yang dalam bagi anak atau peserta didik, sehingga pada dewasa nanti anak menjadi anak yang benar-benar tahu makna dari kejujuran. 4) Membangun sikap terbuka Suatu komunitas pendidikan semestinya membangun budaya keterbukaan di lembaga pendidikannya. Baik ia dalam hal laporan pertanggung jawaban anggaran kegiatan, teknik pelayanan sekolah, peraturan-peraturan sekolah, serta jalinan komunikasi antara pendidik, peserta didik, dan tenaga pendidik. Dengan membangun sikap keterbukaan ini diharapkan peserta didik merasa bahwa ia tidak dapat berbuat semaunya sendiri karena keberadaannya telah diikat oleh berbagai peraturan-peraturan tertentu. 5) Memberikan sanksi sampai efek jerah Sanksi atau hukuman pelanggaran kejujuran akademik harus dicantumkan dengan jelas dan rinci di dalam sebuah peraturan instasi. Dewasa ini, pelaku pelanggaran mendapatkan sanksi atau hukuman yang berlebihan, tetapi tidak memberikan pengaruh besar bagi pelaku pelanggaran kejujuran alias ora kapok. Oleh karena itu, suatu instasi pendidikan harus pandai menciptakan aturan bagi pelaku pelanggaran sampai efek jerah dan lebih penting menjadi lebih tahu makna dari kejujuran. Hal ini dapat dilakukan dengan contoh-contoh, penegasan, pemahaman, pembelajaran yang bermakna. 6) Selalu berusaha untuk ingat pada sang kholiq Tidak ada kata bahwa seseorang akan melakukan tindak kriminal jika dia ingat sang kholiq, melainkan orang akan melakukan tindak kriminal karena dia jauh dari sang kholiq. Itu yang paling terpenting dari hidup untuk menjadi perisai menghindari sifat-sifat tercela salah satunya adalah kebohongan. Ok bro n sis demikian artikel ini saya buat dan artikel ini saya buat berdasarkan pemikiran penulis, sumber-sumber dan posting dari artikel teman-teman yang masuk akal menurut saya. Dan saya mohon maaf jika ada kesamaan bahasa dan logika, tetapi sebenrnya itu adalah pembelajaran untuk memperbaiki kita semua. Harapan terakhir saya sebagai penulis adalah semoga melalui artikel ini memberikan motivasi bagi kita semua khusunya pembaca dan guru untuk tidak pesimis dalam menjawab “apakah masih bisa membangun budaya kejujuran akademik di negara kita?” dan semua guru bisa menjawab BISA. http://tidakuntukkorupsi.blogspot.com/2013/07/membangun-budaya-jujur-di-dunia.html